Minggu, 29 Januari 2012

NEWS - Infrastruktur pelabuhan untuk kapal pesiar masih kurang memadai

JAKARTA. Semakin besarnya animo wisatawan mancanegara pelesiran ke tempat wisata di Indonesia memicu pemerintah untuk terus mengembangkan infrastruktur di dalam negeri. Salah satunya pelabuhan untuk kapal pesiar.

Seperti diungkapkan Kementerian Pariwisata, jumlah permintaan kapal pesiar (cruise) per tahun mengalami peningkatan. Tahun 2011 cruise calls mencapai 178 kapal, dan untuk tahun 2012 mencapai 215 kapal.

Namun, pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan keberadaan pelabuhan yang memadai. Buktinya di Indonesia, pelabuhan kapal pesiar yang baru dibangun hanya satu, yakni pelabuhan di Tanah Ampo, Karangasem, Bali yang menghabiskan dana US$ 30 juta.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan menyatakan, pemerintah tengah melakukan kerjasama dengan lembaga terkait untuk mengembangkan pelabuhan kapal pesiar.

"Kita regulator tidak membangun sendiri pelabuhan komersial, jadi untuk pengembangan pelabuhan kapal pesiar harus dilakukan dengan pola kemitraan pemerintah dan swasta atau public private partnership (PPP), " ujarnya pada Kontan, Jumat (17/6).

Upaya tersebut dilakukan karena anggaran pemerintah untuk pengembangan pelabuhan masih terbatas. "Jadi kita lebih memprioritaskan pelabuhan barang dan penumpang," paparnya.

Namun begitu menurut Bambang pemerintah telah mengawali pembangunan pelabuhan kapal pesiar di tanah Ampo. "Karena itu kita mendorong pelabuhan dan swasta untuk membangun pelabuhan kapal pesiar ke depannya," ujarnya.

Humas Pelindo II Hambar Wiyadi mengaku, pihaknya telah beberapa kali diajak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk membahas persoalan pelabuhan kapal pesiar, dan kami juga pernah mendapatkan komplain dari para turis terkait sarana dan prasarana yang belum memadai itu.

Menurut Hambar, keterbatasan pelabuhan tersebut bukan lantaran kurangnya perhatian Pelindo terhadap potensi bisnis kapal pesiar. "Tapi yang jadi kendala, kedalaman pelabuhan laut yang rata-rata hanya 14 meter (m) sehingga sulit digunakan kapal pesiar untuk berlabuh," paparnya.

Selama ini pihaknya melayani turis dengan memanfaatkan kapal ploton. "Kapal pesiar rata-rata besar, sehingga mereka berhenti di tengah laut dan baru dari sana kita jemput dengan kapal plonton,"ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar